Rabu, 16 Juni 2010

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK LATIHAN PROFESI
DI SMAN 7 BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010





Oleh :

KELOMPOK PRAKTIKAN SMAN 7 BANDUNG





DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN
DIREKTORAT AKDEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
LEMBAR PENGESAHAN




LAPORAN KELOMPOK PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) DI SMA NEGERI 7 BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010









Menyetujui,





Supervisor PLP UPI, Kepala SMA N 7 Bandung,




Dra. Siti darsati, M.Si Drs. Karyo Sunaryo
NIP195603231981012001 NIP.195409141978121002
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
PRAKTIK LATIHAN PROFESI
DI SMAN 7 BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010

No Nama Jurusan Nim
1 Nunung Nurjanah Pendidikan Sejarah 060333
2 Di Galih Siwi Peni Pendidikan Sejarah 0605516
3 Nida Sylviani Pendidikan Sejarah 0605814
4 Rahayu Pendidikan Kimia 060127
5 Rima Nurmalasari Pendidikan Kimia 060505
6 Didah Rahayu Pendidikan Kimia 0606371
7 Ondan Suheri Pendidikan Geografi 0608815
8 Sri Puji Utomo Pendidikan Geografi 0608142
9 Mekka M. Jamil Pendidikan Geografi 0609069
10 Diaz Rezqi Pendidikan B. Jerman 0608141
11 Dwi Agung B Pendidikan B. Jerman 0607642
12 Yuri Gandara R Pendidikan B. Jerman 060709
13 Derry Renanda P PJKR 0606096
14 Ayu Kusumadewi PJKR 0604092
15 Bayu Uno PJKR 0606089
16 Ida Hendrayani Bimbingan Konseling 0602429
17 Deviana F Bimbingan Konseling 0608806
18 Lutfhi NF Bimbingan Konseling 0607027
19 Dimas Tri Aditya Pendidikan B. Jepang 060677
20 Dwi Achintya Pendidikan B. Jepang 0606404
21 Gilang permana Pendidikan B. Jepang 0606409
22 Kustiantini Pendidikan B. Jepang 0609073
23 Fadly Agustimahir Pendidikan B. Jepang 060807
24 Dika Solihah Pendidikan Biologi 0606875
25 Opi ropina Pendidikan Biologi 0601971
26 Arraudhah A Pendidikan Biologi 054634
27 Karsim Pendidikan B. Sunda 0605724
28 Yanti Wijaya Pendidikan B. Sunda 060599
29 Anggi Permatasari Pendidikan B. Sunda 0605730
30 Anne Farida Pendidikan Fisika 060591
31 Eneng Nur Saadah Pendidikan Fisika 0605934
32 Nurul Ashri Pendidikan Fisika 0605693
33 Indriani SN Pendidikan Ilmu Komputer 0608764
34 Adhi Ismail HS Pendidikan Ilmu Komputer 0608852
35 Rici Rahayuning PPKN 0605484
36 Tateng kurniadi PPKN 0605745
37 Eki permana sidik PPKN 0605857





BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah Perkembangan Sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bandung merupakan sekolah yang terletak di jalan lengkong kecil nomor 53, dengan nomor telpon (022) 4239947 sampai saat ini terakreditasi “A”. Bangunan SMAN 7 Bandung pada awalnya merupakan sebuah bangunan milik Ki Agus Asyari Abdul Syukur yang disewa oleh yayasan Hoa Chian Hok. Tapi seiring dengan berkembangnya zaman, pada bulan Agustus 1948 semua bangunan yang ada di ubah untuk dijadikan Sekolah Dasar. Kemudian pada Bulan Mei 1983 saat di Bandung terjadi berbagai perlawanan terhadap warga yang berketurunan Cina, maka semua sekolah cina diambil alih oleh pemerintah.
Untuk itu, kemudian Yayasan Hoa Chian Hok menyerahkan bangunan tersebut kepada Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waku itu. Selanjutnya, oleh pemerintah bangunan tersebut kemudian dijadikan sebuah SMA filial dari SMA 2 yang berlokasi di Cihampelas. Namun, kemudian dengan berkembangnya gedung tersebut maka berdasarkan dikeluarkanlah Surat Keputusan (Sk) Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat tertanggal 30 Mei 1966 dimana semua gedung dari yayasan tersebut tersebut diresmikan sebagai gedung milik SMAN 7 Bandung.

B. Visi, Misi, dan Strategi SMA Negeri 7 Bandung
Visi SMA Negeri 7 Bandung
“Berakhlaq, Berbudaya, Unggul Dalam Prestasi Untuk Menyongsong Masa Depan”
Misi SMA Negeri 7 Bandung:
1. Mewujudkan suasana religius.
2. Meningkatkan profesionalisme.
3. Meningkatkan kemampuan intelektual dan kematangan emosional.
4. Memelihara rasa persaudaraan.
5. Mewujudkan manusia yang berbudaya bangsa.
6. Mengembangkan bakat seni dan olah raga.
7. Menumbuh kembangkan sikap optimisme.

Strategi yang Dijalankan SMA Negeri 7 Bandung:
1. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah dan belajar.
2. Melaksanakan kegiatan rutin keagamaan, seni, olah raga dan rekreasi.
3. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan.
5. Meningkatkan kinerja tata usaha.
6. Menegakkan tata tertib sekolah.
7. Mengembangkan dan memberdayakan sumber daya manusia secara proporsional.





















C. Struktur Organisasi Sekolah
Adapun struktur organisasi SMA N 7 Bandung dapat terlihat pada gambar seperti dibawah ini:

















D. Denah Lokasi Sekolah
SMAN 7 Bandung beralamat di jalan Lengkong Kecil No. 53 Bandung. Sekolah ini termasuk dalam wilayah Pandeglang Kecamatan Lengkong Kodya Bandung. Luas tanahnya 5405 m2. Bangunan SMAN 7 Bandung menghadap ke selatan yang dibatasi oleh perumahan dan pertokoan, di sebelah timur adalah Jl. Naripan dan sebelah barat adalah Jl. Lengkong Besar menuju Jl. Dalem Kaum.

Denah dan lokasi SMA Negeri 7 Bandung dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


E. Keadaan Fasilitas Civitas Akademika Sekolah (Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana PBM)
Adapun gambaran tentang kondisi fasilitas civitas akademika SMA Negeri 7 Bandung yang meliputi keadaan peserta didik, karyawan, guru dan sarana/perlengkapan yang menunjang dalam proses belajar mengajar akan diuraikan sebagai berikut:
1. Peserta Didik (Siswa)
 Tata Tertib Siswa
- DASAR PEMIKIRAN
1. Menjunjung tinggi dan menghormati norma-norma sopan santun dan tata susila dimanapun berada.
2. Sebagai warga negara yang baik dan berbudi pekerti luhur akan selalu taat pada :
 Hukum dan Undang-undang Negara
 Taat dan patuh pada tata tertib sekolah yang berlaku
 Hormat pada Orang Tua, Bapak / Ibu Guru, dan Karyawan.
3. Memiliki rasa persatuan dan kekeluargaan antar sesama siswa dalam satu lingkungan SMA Negeri 7 Bandung
4. Senantiasa bersikap ramah, tenggang rasa, dan berbudi luhur dalam pergaulan bermasyarakat.
5. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap sekolah.
- TUGAS, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
1. Hari Sekolah : Senin s.d. Jumat , Sabtu Kegiatan Eskul Wajib
2. Jam Sekolah
• Sekolah dimulai pukul 07.00 WIB
• Para siswa harus sudah hadir paling lambat 10 menit sebelum bel berbunyi. (sebelum jam pertama)
3. Hal Keterlambatan
• Siswa yang terlambat 15 menit ke atas wajib melapor Guru Piket dan mengisi Buku catatan keterlambatan dihadapan Guru Piket. Dan masuk pada saat pergantian jam belajar
• Siswa yang terlambat 30 menit keatas membuat surat pernyataan
• Terlambat pada pergantian jam pelajaran atau setelah Istirahat, penyelesaiannya diserahkan kepada Guru bersangkutan.

4. Tidak Masuk Sekolah
• Absensi Terencana Ijin tidak masuk sekolah disampaikan kepada Wali Kelas paling lambat satu hari sebelumnya.
• Absensi Mendadak
Siswa yang absent karena sesuatu hal, setelah masuk wajib menyerahkan Surat Keterangan dari Orang Tua/Wali Murid pada Wali Kelas.
• Siswa yang tidak masuk sekolah selama 6 hari berturut-turut tanpa pemberitahuan dianggap keluar / mengundurkan diri setelah dikonfirmasikan dengan Orang tua murid.
5. Ijin Meninggalkan Pelajaran
• Ijin meninggalkan pelajaran ( Dispensasi ) yang telah direncanakan sebelumnya harus disampaikan sehari sebelumnya.
• Ijin meninggalkan pelajaran secara mendadak karena sakit atau hal lain yang sah dilakukan dengan menyerahkan surat izin kepada Guru Piket dan ditandatangani oleh Guru Piket,
Wali Kelas dan Pimpinan Sekolah Pada prinsipnya dilarang:
• Meninggalkan pelajaran dengan alasan kurang perlu pada tempatnya (misalnya mengantar saudara dll)
• Siswa yang meninggalkan pelajaran pada pergantian jam, wajib minta ijin pada Guru yang mengajar pada jam berikutnya.
6. Larangan
• Siswa dilarang berkelahi dengan siapapun.
• Siswa dilarang memakai perhiasan maupun make up yang berlebihan termasuk mengecat kuku.
• Siswa dilarang membawa dan menggunakan : rokok, minuman keras, obat-obat terlarang, dan korek api.
• Siswa dilarang mencorel-coret dinding, meja, kursi, dll.
• Siswa dilarang membawa senjata tajam atau benda lain yang membahayakan diri / orang lain.
• Siswa dilarang masuk ke dalam lingkungan sekolah tidak dengan sopan, baik pakaian, penampilan, potongan rambut dsb.
• Siswa dilarang memakai pakaian seragam yang melanggar ketentuan yang berlaku.
• Siswa dilarang mengajak serta orang lain yang tidak berkepentingan masuk halaman sekolah tanpa ijin.
• Siswa dilarang membawa barang pornografi dalam bentuk apapun
• Siswa dilarang meninggalkan halaman sekolah pada waktu istirahat, tanpa ijin Guru Piket / Pimpinan Sekolah.
• Siswa dilarang membawa makanan / minuman ke dalam kelas pada saat jam pelajaran.
• Satu-satunya organisasi sekolah adalah OSIS.
• Tidak dibenarkan bergerombol di tangga, tempat parkir dsb. sehingga mengganggu orang lain,
• Siswa pria dilarang berambut panjang / gondrong / gundul dan memakai anting-anting, siswa putri dilarang berambut "kliwir".
• Siswa dilarang berencana / menunjukan tanda-tanda / sikap akan memukul / membahayakan keselamatan Guru / Karyawan Sekolah.
• Siswa dilarang melakukan tindak asusila yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan agama.
• Siswa dilarang mengganggu ketenangan dengan bunyi-bunyian atau mercon.
• Siswa dilarang mengaktifkan Hand phone saat Proses Belajar Mengajar. Kehilangan Handphone bukan menjadi tanggung jawab sekolah.
• Pihak Sekolah tidak bertanggung jawab apabila siswa kehilangan kendaraan roda dua (motor) ataupun roda empat (mobil).




7. Kewajiban Kelas
• Setiap kelas dengan dipimpin ketua kelasnya wajib menjaga kebersihan / kerapian kelas.
• Memelihara barang-barang inventaris kelas.
• Setiap kelas wajib menjaga kerukunan dan kekeluargaan

 UPACARA BENDERA
Upacara pengibaran bendera dilaksanakan setiap hari Senin jam 07.00 satu bulan sekali dan Hari-hari Besar Nasional dengan kententuan sebagai berikut:
1. Wajib diikuti oleh semua siswa atau kelas yang mendapat giliran dengan tertib, khidmat dan tenang
2. Dipimpin oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah atau Guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah
3. Pengatur / petugas upacara ialah yang mendapat giliran

 PAKAIAN DAN CARA BERPAKAIAN
1. Hari Senin sampai rabu berpakaian seragam putih abu (sesuai gambar)
2. Hari Kamis memakai batik khas sekolah dengan celana/rok abu
3. Hari Jum’at berpakaian muslim warna putih. Bagi non muslim menyesuaikan dengan seragam sekolah
4. Hari Sabtu adalah hari ekstra kurikuler maka siswa berpakaian sesuai dengan pakaian eskul yang diikutinya (siswa wajib mengikuti eskul pilihan).
5. Tidak diperkenankan memakai jaket, mantel, topi bebas di lingkungan sekolah
6. Tidak diperkenankan memakai jaket, mantel, topi bebas di lingkungan sekolah
7. Pakaian dan cara berpakaian siswa putri:
• Baju berwarna putih dan rok abu tidak tipis/transparan, tidak ketat, memakai kaos dalam lengkap atribut sekolah
• Rok panjang di bawah lutut memakai sabuk berwarna hitam polos dengan logo SMAN 7
• Bagi muslimah memakai jilbab Baju dimasukkan kedalam rok
• Memakai sepatu hitam polos baik saat belajar maupun saat berolah raga, tidak berhak tinggi, bukan sepatu balet, bukan sepatau sandal/sepatu gunung. Kaos kaki putih polos.
• Rambut disisir dan tidak dicat, bagi yang berambut panjang agar diikat rapih, kuku tidak panjang dan tidak bercat
• Tidak diperkenankan memakai perhiasan mewah, ber-make up atau bersolek yang berlebihan

8. Pakaian dan cara berpakaian siswa putra :
• Kemeja berwarna putih dan celana panjang abu-abu lengkap dengan atribut sekolah
• Baju dan celana tidak ketat, memakai kaos dalam
• Baju dimasukkan kedalam celana memakai sabuk hitam SMAN 7
• Memakai sepatu hitam baik saat belajar maupun saat berolah raga, tidak berhak tinggi, bukan sepatu sandal/sepatu gunung, kaos kaki putih polo
• Rambut tidak melebihi krag baju (cepak) dan tidak dicat
• Tidak memakai gelang, anting/kalung, ditindik dan bertato
• Pakaian olahraga harus sesuai dengan yang ditetapkan sekolah
• Tidak memakai gelang, anting/kalung, ditindik dan bertato
• Pakaian olahraga harus sesuai dengan yang ditetapkan sekolah

 KEHADIRAN
1. Setiap siswa wajib hadir setiap hari dalam kegiatan Belajar Mengajar
2. Siswa yang berhalangan hadir karena sakit diwajibkan mengirim surat dari orang tua atau wali surat keterangna Dokter
3. Siswa yang tidak hadir tanpa keterangan dianggap alpa





 LAIN-LAIN
Siswa diwajibkan :
1. Memelihara dan menjaga ketertiban, kebersihan, keindahan, keamanan, kekeluargaan, kerindangan dan kenyamanan (7K)
2. Menyelesaikan administrasi sekolah(SPP) tepat waktu (paling lambat tanggal 10 setiap bulan)
3. Menjaga nama baik pribadi, keluarga, teman dan sekolah
4. Aktif dalam keghiatan ekstra kurikuler yang diikutinya
5. Bersikap ramah, sopan dan menghargai semua orang
6. Memelihara dan menjaga semua fasilitas yang ada di sekolah
7. Menghormati Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru
8. Wajib mengikuti shalat Zhuhur berjama’ah dan tidak ribut saat berada di mesjid .


 EKTRAKURIKULER
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Serta dapat menumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Ektrakurikuler yang ada di SMA Negeri 7 antara lain :
1. OSIS
2. PASKIBRA
3. PRAMUKA
4. PMR
5. BASEBALL
6. FUTSAL
7. HOCKEY
8. PERKUSY
9. BOSMAT
10. BULUTANGKIS
11. B. JEPANG
12. B. JERMAN
13. TKP
14. KS
15. KAMUS
16. AMURA KARATEDO
17. GOSH
18. MP

19. DEGUNG
20. ANGKLUNG


1. Guru dan Kepegawaian
 Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung: Drs. Karyo Sunaryo 195409141978121002
 Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
Drs. Mohamad Ahyar
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:
Apep Rahdiyana, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas:
Drs. Udin Hasan Muhidin
Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana:
Udin, S.Pd



• Guru - Guru SMA Negeri 7 Bandung
No. Nama Pengajar Mata Pelajaran
1. Dra. Hj. Entih Kartutih Sejarah
2. Dra. Hj. Niena Yuliana, Sm.Hk PKN / PLH
3. Drs. H. Zaenudin Atmawireja Biologi / PLH
4. Drs. Pepen Effendi Bh. Indonesia
5. Dra.HJ.Ii Widaningsih Ekonomi / PLH
6. Drs. Udin Hasan Muhidin Sejarah
7. Dra. Hj. N. Lily Marliana Matematika
8. Drs. H. Ade Saefudin, M.Pd Fisika
9. Dra. Nani Sumartini Bh. Indonesia
10. Drs. Dahlan Syaefudin BP. / BK
11. Drs.Lukman Syarief, M.M Kimia
12. Dra. Enny Sumarni. Gandawijaya Sejarah/Antropologi
13. Dra. Dini Rukitasari Bh. Jepang
14. Dra. Tuti Herawati Geografi
15. Drs. Mohamad Ahyar Penjaskes
16. Dra. Hj. Ida Farida Kimia
17. Drs. Dede Darwadi PKN/ Bh. Sunda
18. Dra. Hj. Jetty Herrijati Bh. Inggris
19. Drs.Tatang Ojang Bh. Indonesia
20. Dra. Nina Barliah Bh. Indonesia
21. Dra. Hj. Iin Katini BP. / BK
22. Drs. H. Wawan Ruswenda Akuntansi
23. Drs. Tajudin Pend Agama Islam
24. Drs. Moh. Tohamiharja Rahman BP. / BK
25. Drs. Muhajar Abdul Hadi Sosiologi/geografi
26. Drs. Edy Junaedi Penjaskes
27. Hj. Ambarwati Oemaran, S.Pd Matematika
28. Dra. Lesmini Suryanti Bh. Inggris
29. Dra. Tri Harti Dyah Permata Sri. H Bh. Jerman
30. Dra. Ny. Rd. Dewi Kurniati PKN / PLH
31. Drs. Agus Thuan BP. / BK
32. Imas Setiamanah, S.Pd BP. / BK
33. Dra. Yuyun Sariningsih Kimia
34. Raflis Sarif, S.Pd Sosiologi
35. Sucipto, S.Pd. Matematika
36. Apep Rahdiana, S.Pd Matematika
37. Udin, S.Pd Biologi / PLH
38. Dra. Lingguan Alam PKN / PLH
39. Dra. Yeti Nurhayati Bh. Inggris
40. Sakim, S.Pd, M.Pd Fisika
41. Rahmat Karim, S.Pd Biologi / PLH
42. Lilis Aminah, S.Pd Fisika
43. Maman Suratman, S.Pd Kimia
44. Muh. Denny Budiyana, S.Pd Matematika
45. Drs. Bambang Wahyu S.P Fisika / TIK
46. Drs. Abdul Rohman Q.O.M Biologi / PLH
47. RR. Dyah Sri Andayani, S.Pd IPS / Ekop
48. Dhewayani, S.Pd Ekonomi
49. Otong Karma, S.Pd Bh. Inggris
50. A I Hamidah, S.Pd Matematika
51. Yuliati Aslami, S.Pd Bh. Indonesia
52. Retno Intan Sari Fatimah, S.Pd Penjaskes
53. Kasnawati, S.Pd PKN / PLH
54. Respati Sri. N, S.Pd Bh. Indonesia
55. Dewi Supardini, S.Pd Bh. Inggris
56. Erni Ernawati, S.Pd Fisika
57. Debby Raeni Aprilian, S.Pd Ekonomi
58. H.A.M Budiyaman, S.Ag Pend. Agama Islam / DEPAG
59. Drs. Syarifuddin Ismail Pend. Agama Islam / DEPAG
60. Dede Sutisna, Drs Pend. Seni Rupa
61. Wahdan Djunaedi,S.Pd TIK
62. Santy Nuriska, S. Pd TIK
63. Euis Widaningsih, S.Pd Bh. Sunda
64. Nur afni, S.Si
TIK
65. Zam'an Soleh B, S.Pd TIK
66. Dadan Hamdani, S.Pd Bh. Jerman
67. Hendra Marandika, Amd. Com
TIK
68. Desy kristianty, S.Pd Bh. Sunda
69. Reva Riswanti, S.Pd Pend. Seni Musik
70. Olih Ahmad Solihin, Drs Bh. Sunda
71. Dadang Pend. Agama Kristen
72. Isnasita Hafsari, S.Sos Perpustakaan
73. Widhi P Admin


• Staff Tata Usaha SMA Negeri 7 Bandung
Kepala Tata UsahH. Eddy Hidayat
No. Nama
1. H. Eddy Hidayat
2. Yayat Ruchimat
3. Anisah
4. Lili Suherli, S.Pd
5. Ondi, S.Pd
6. Nining Didayuningsih
7. Wawan Darwan
8. Ikin Sodikan
9. Eni
10. Yayan Nur'aeni
11. Riky Kurniawan
12. Eko Mujiono
13. Iyep
14. Karso
15. Agus Setiawan
16. Tatang Saepudin
17. Endang Rahmat
18. Dede Fatimah
19. Andri Permadi

• Susunan Komite Sekolah SMA Negeri 7 Bandung
Ketua : R. Adang Rachmat
Wakil Ketua : Drs. Sumarna, M.Pd.
Sekretaris : H. Agus Fahcri
Bendahara : Titin Heryatin






















• MGMP
NO NAMA GURU KOORDINATOR MGMP
1. Drs.Syafrudin Ismail Pend.Agama Islam
2. Drs.Pepen Effendi Bahasa Indonesia
3. Dra.Lesmini Suryanti Bahasa Inggris
4. Drs. Udin Hasan M Sejarah
5. Dra.HJ.Lily Marliana Matematika
6. Dra.HJ.Ii Widaningsih Ekonomi
7. Dra.Hj.Niena Yuliana, Sm.Hk PKn
8. Dra.HJ.Ida Farida Kimia
9. Drs.H.Zaenudin A Biologi
10. Lilis Aminah , S.Pd Fisika
11. Dra.Tuti Herawati Geografi
12. Drs.Muhajar A.Hadi Sosiologi
13. Dra.Enny Sumarni G Antropologi
14. Dra. Tri Harti Dyah PSH Bahasa Asing
15. Dra.Mohamad Ahyar Penjaskes
16. Drs.Dede Sutisna Seni Budaya
17. Drs.Dahlan Syaefudin BP/BK
18. Drs.Dede Darwadi Bahasa Sunda
19. Debby Raeni A. S.Pd TIK
20. Drs.Abdul Rohman Q PLH

- Tata Tertib Guru
a. Pengertian: Tata tertib guru adalah suatu aturan yang dibuat untuk ditaati Guru, yang melanggar tata tertib tersebut akan dikenakan sanksi hukuman, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
b. Tujuan: Tata tertib Guru ini bertujuan untuk mewujudkan disiplin guru yang kuat, rasa tanggung jawab pada tugasnya, semangat kerja yang tinggi dan berinisiatif dalam melaksanakan tugasnya, dan juga merupakan komponen dalam menunjang ketahanan sekolah untuk tercapainya target yang hendak dicapai setiap tahun, demi tercapainya tujuan sekolah juga tujuan pendidikan nasional.
c. Tata Tertib Guru :
1. Setiap guru wajib mengikuti “Upacara Bendera”,dan pada setiap upacara Resmi Kenegaraan.
2. Setiap guru hadir di sekolah 5 menit sebelum lonceng pertama berbunyi.
3. Selama jam belajar setiap guru tidak dibenarkan berkeliaran/meninggalkan tempat tugasnya/ruang kelasnya.
4. Setiap guru yang terlambat hadir,harus lebih dahulu melaporkan kepada guru/piket atau Kepala Sekolah setelah ada koordinasi dengan guru piket/Kepala Sekolah baru dibenarkan memasuki ruangan kelas.
5. Setiap Guru harus memaraf daftar hadir guru setiap hari kerja sesuai dengan hari tugasnya.
6. Setiap guru yang sering terlambat dan pulang sebelum habis jam kerja diberi peringatan dan pembinaan.
7. Setiap guru yang karena sesuatu hal terpaksa meninggalkan tugasnya, harus lebih dahulu mendapat izin dari Kepala Sekolah atau Wakasek ( bila Kepala Sekolah dinas luar)
8. Setiap guru yang tidak hadir melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal, harus membuat surat pemberitahuan dari guru bersangkutan kepada Kepala Sekolah dengan menyatakan alasan tidak hadir dan mengirimkan bahan pelajarannya agar dapat dibantu guru piket sehingga Proses Belajar Mengajar tidak terhalang.
9. Setiap Guru yang tidak hadir karena sakit lebih dari 3 (tiga) hari harus dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
10. Setiap Guru melaksanakan penyusunan perangkat pengajaran (AMP,PROTA,PS,PSP,RP,Program Mingguan).
11. Setiap Guru melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktik.
12. Setiap Guru melaksanakan evaluasi belajar (penilaian proses belajar : Ulangan Umum,Ulangan Harian, Ujian Nasional).
13. Setiap Guru melaksanakan Analisis Hasil Evaluasi Belajar atau Praktik.
14. Setiap Guru melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan Program Perbaikan dan Pengayaan.
15. Setiap Guru mengisi nilai Siswa Daftar nilai, dan melaporkannya kepada Wakasek Urusan Kurikulum/Kasek.
16. Setiap Guru melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan kepada guru lain dan siswa dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar).
17. Setiap Guru menggunakan alat peraga/praktik dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan,dan membuat alat peraga/praktik sederhana sesuai dengan yang ada di lingkungan alam sekitarnya.
18. Setiap Guru menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni dari guru lain.
19. Setiap Guru melaksanakan tugas tertentu disekolah sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah yang di buat setiap semester/tahun.
20. Setiap Guru mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan Kurikulum.
21. Setiap Guru mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
22. Setiap Guru membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar setiap siswa.
23. Setiap Guru mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
24. Setiap Guru mengatur kebersihan ruang kelas dan praktikum.
25. Setiap Guru mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.
26. Setiap Guru meminjam peralatan sekolah harus mengembalikannya kesekolah.
27. Setiap Guru mengajar jam terakhir harus terakhir meninggalkan kelasnya.
28. Setiap Guru yang menggunakan alat peraga/praktik harus mengembalikannya ke tempatnya.
29. Setiap Guru mengisi catatan kelas sesuai batas materi yang diajarkan.
30. Setiap Guru melaporkan Pencapaian Target Kurikulum (PTK) pada setiap akhir semestersesuai dengan pormat yang disediakan sekolah.
31. Setiap Guru melaporkan Daya Serap (DS) pada tiap akhir Semester sesuai dengan format yang disediakan sekolah.
32. Setiap Guru berpakaian sopan bersih dan rapi : (a) Pada Hari Senin memakai Pakaian Seragam kerja Pemda warna kuning. (b) Pada hari Selasa, Pria berkemeja biru dan berdasi,Ibu-ibu pakaian warna Ungu dan Rabu Pakaian bebas rapi dan sopan, Kamis memakai seragam Batik ,Jumat memakai pakaian Muslim.
33. Setiap Guru harus membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
34. Setiap Guru diusahakan tidak merokok atau memakan makanan atau minum teh manis/kopi didalam kelas.
35. Setiap Guru Berakhlak yang baik, budi pekerti yang luhur.
36. Setiap Guru menyisir rambut dengan rapi (Guru pria tidak gondrong).
37. Setiap Guru ikut bertanggung jawab agar terlaksana tata tertib/disiplin sekolah dan melibatkan diri disetiap kegiatan sekolah.
38. Setiap Guru turut menjaga nama baik sekolah dan berperan aktif ditengah masyarakat.
39. Setiap Guru memberikan saran kepada Kepala Sekolah demi kemajuan sekolah.

2. Keadaan Fasilitas/Sarana
 Tanah
Luas tanah SMA Negeri 7 Bandung kurang lebih 4.620 m2, yang dipakai bangunan 2.159 m2. Masih harus diupayakan dokumen kepemilikan tanah dan bangunan termasuk sertifikatnya. Keadaan bangunan dan ruangan masih perlu ditata kembali agar lebih representatif bagi kegiatan pendidikan.

Adapun kondisi dan fasilitas sekolah adalah sebagai berikut:
No Nama Ruangan Jumlah
1. Ruang Kelas 26 Ruangan
2. Lab. Biologi 1 Ruangan
3. Lab. Fisika 1 Ruangan
4. Lab. Kimia 1 Ruangan
5. Lab. Bahasa 1 Ruangan
6. Lab. Komputer 1 Ruangan
7. Perpustakaan 1 Ruangan
8. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruangan
9. Ruang Wakasek 1 Ruangan
10. Ruang Divisi ICT 1 Ruangan
11. Ruang Guru 1 Ruangan
12. Ruang TU 1 Ruangan
13. Ruang Komite Sekolah Tidak Ada
14. Masjid 1 Ruangan
15. Kantin 1 Ruangan
16. OSIS 1 Ruangan
17. Sarana Olah Raga Indor 1 Ruangan
18. Sarana Olah Raga Outdor 1 Ruangan
19. Ruang BP/BK 1 Ruangan
20. Gudang ATK Tidah ada
21. Ruang Koperasi 1 Ruangan
22. Ruang Piket KBM 1 Ruangan
23. Ruang Dapur 1 Ruangan
24. WC Siswa 2 Ruangan
25. WC Guru 2 Ruangan
26. Rumah Penjaga Sekolah 1 Ruangan

















BAB II
MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan PLP di SMA N 7 Bandung
Pada dasarnya kegiatan PLP di SMA Negeri 7 Bandung berjalan dengan baik, dimana dari segi proses pembelajaran bagi praktikan, pihak sekolah memberikan keleluasaan kepada para praktikan dalam koridor-koridor tertentu. Permasalahan selau bisa di pecahkan dengan cepat, hak dan kewajiban para praktikan PLP berjalan secara normal dibawah bimbingan para Dosen Luar Biasa (DLB) dan seluruh warga SMA Negeri 7 Bandung.
Permasalahan selalu muncul dari para praktikan sendiri, hal ini sebagai bukti bahwa praktikan cukup lambat bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Tanggungjawab, disiplin yang tinggi serta cepat membaca situasi, mungkin itu yang sebenarnya harus sudah tertanam dalam diri peserta praktikan sebelum berada di sekolah. Akan tetapi kegiatan PLP merupakan sebuah wahana pembelajaran bagi para mahasiswa dalam menerapkan seluruh teori-teori kependidikan yang telah didapatkan. Akan tetapi, kesenjangan selalu terjadi. Menjadi seorang guru yang sebenarnya jauh lebih berat dibandingkan teori yang sebenarnya. Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh PLP selama di sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini:

B. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum
Pada dasarnya pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 7 Bandung tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan kurikulum di SMA-SMA lain, pada dasarnya praktikan tidak mengalami banyak permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 7 Bandung. Namun, ada sedikit kendala yang dihadapi oleh praktikan dalam pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 7 Bandung yaitu:
1. Pembuatan RPP
Tidak adanya pedoman baku dalam penyusunan RPP menyebabkan para praktikan agak kewalahan dalam menyusun RPP, hal ini berpengaruh terhadap jadwal waktu penampilan di kelas. Sehingga, penampilan para praktikan di kelas tidak selalu sama persis dengan apa yang telah direncanakan dalam RPP.
2. Adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Adanya kurikulum baru membuat praktikan lebih tertantang dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran di kelas dalam menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang lebih baik dan menarik. Dalam kurikulum tersebut, setiap materi selalu diadakan evaluasi agar dapat diketahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa sehingga setiap materi pembahasan harus dapat tersampaikkan dengan baik kepada siswa. Terkadang para praktikan sulit untuk menentukan metode, alat evaluasi dan juga media yang emanrik dan yang cocok untuk memudahkan siswa memahami suatu materi.
3. Proses Penampilan
Dalam proses penampilan para praktikan untuk pertama kalinya agak kesulitan dalam menggunakan metode mengajar, karena para siswa tidak semuanya memiliki buku paket pelajaran. Selain itu, sulitnya para Praktikan dalam penguasaan kelas, dengan keadaan siswa yang ribut dan sulit dikondisikan untuk belajar.

C. Pembinaan Kesiswaan
Di SMA Negeri 7 Bandung pembinaan kesiswaan di pusatkan dan dibina oleh guru BP/BK, dan dibantu juga oleh praktikan dari jurusan BP/BK, proses pembinaan biasanya bersifat insidential setiap harinya tidak terjadwalkan dengan tetap. Pembinaan biasanya diintensifkan bagi siswa-siswa yang bermasalah di sekolah baik itu dalam hal sikap dan perilaku, serta dalam hal pelajaran di kelas.
Selain pembinaan dari guru BP/BK, pembinaan kesiswaan juga di pusatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi seluruh siswa, dan berlangsung sesuai jadwal ekstrakurikuler yang ada, biasanya dilaksanakan sesudah jam pulang sekolah (sore).
Permasalahan dalam pembinaan kesiswaan dapat dikelompokan sebagai berikut;
1. Pembinaan Personal Siswa
Ada beberapa kendala untuk mengetahui permasalahaan-permasalahan siswa secara personal, adapun permasalahannya disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Tidak adanya jadwal khusus untuk menampung permasalahan siswa dengan guru praktikan.
b. Kesadaran praktikan akan pembinaan kesiswaan yang dirasakan masih kurang.
c. Terlalu terfokusnya para praktikan terhadap proses penampilan di kelas
2. Pembinaan organisasi siswa
Pembinaan organisasi siswa oleh praktikan dirasakan tidak optimal, tugas pembinaan setiap minggunya selalu berbeda-beda organisasinya. Selain itu banyak terlupakannya organisasi-organisasi kesiswaan oleh praktikan diakibatkan oleh kurangnya koordinasi para praktikan dengan pihak sekolah.

D. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam kegiatan ekstrakulikuler pihak sekolah telah menugaskan para praktikan untuk memantau kegiatannya setiap hari sesuai jadwal ekstrakurikuler yang dipilih oleh prktikan, sesudah jam pulang sekolah. Hal tersebut menjadi sebuah kewajiban bagi para praktikan untuk membimbing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 7 Bandung.
Ada beberapa permasalahan bagi para praktikan dalam penyelenggaraan ekstra kurikuler, diantaranya:
1. Kemampuan para praktikan yang berbeda-beda.
2. Banyaknya para praktikan yang tidak hadir pada saat jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler yang telah dipilih oleh praktikan sendiri, dikarenakan adanya beberapa halangan atau keperluan praktikan.
3. Kurang dipahaminya peran dan tugas praktikan dalam penyelengaraan ekstrakurikuler.

E. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa
Kerjasama dengan orang tua siswa tidak terlalu mengalami kendala yang berarti hal ini buktikan dengan terjalinnya kerjasama yang baik antara PLP dengan wali murid. Oleh karena itu, sejauh ini tidak ada orang tua siswa yang melakukan komplen atau bentuk ketiak senangan apapun terhadap PLP. Malahan ada beberapa orang anggota PLP di SMA N 7 Bandung yang diminta orangtua siswa untuk memberikan bimibingan diluar sekolah (les). Oleh karena itu, ini membuktikan adanya kerjasama yang baik antara kedua belah pihak.



F. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran
Dalam mengelola fasilitas sekolah, para PLP berusaha untuk bertanggungjawab terhadap penggunaan fasilitas sekolah tersebut. Oleh karena itu, setiap anggota PLP yang menggunakan fasilitas sekolah baik infokus, labolatoruim, mapun peralatan dan gedung lainnya senantiasa di rapihkan kembali sehingga fasilitas tersebut bisa terpelihara dengan baik. Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti dalam mengelola fasilitas sekolah, karena para PLP pun cukup tahu diri sehingga tidak saja hanya bisa menggunakan tapi juga turut membantu dan memelihara fasilitas tersebut.

G. Pengelolaan Kesejahteraan Civitas Akademika
Dalam hal ini para praktikan memiliki permasalahan yang cukup dilematis, dimana praktikan tidak memiliki ruangan khusus untuk berkumpul, sehingga menyulitkan para praktikan untuk melaksanakan koordinasi. Pada awalnya praktikan diberi ruangan untuk berkumpul oleh pihak sekolah di ruangan depan labolatorium komputer, namun karena sejak awal para praktikan sering berkumpul di ruangan piket KBM dan merasa nyaman di ruangan tersebut karena posisinya yang strategis (dekat dengan pintu gerbang masuk, dekat dengan kantin, dan sebelah ruangan piket KBM adalah ruangan wakil kepala sekolah). Walaupun pada dasarnya, ruangan piket KBM tersebut luasnya terbatas atau dapat dikatakan sempit. Sehingga para praktikan yang jumlahnya sebanyak 36 orang menjadikan ruangan piket tidak kondusif. Akan tetapi hal tersebut punya poin plus bagi para praktikan, dimana para praktikan bisa bersosialisasi secara cepat dengan siswa-siswi, guru-guru dan lingkungan yang ada di SMA Negeri 7 Bandung.

H. Masalah Piket
Partisipasi dalam berbagai kegiatan di sekolah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh praktikan PLP. Salah satu kegiatan utama selain dari mengajar yaitu piket. Masalah yang dihadapi yaitu sulitnya membagi waktu untuk bertugas di masing-masing piket. Setiap minggu praktikan memiliki waktu satu hari untuk tugas berjaga, selebihnya digunakan untuk mengajar, piket perpustakaan dan piket BK/BP. Setiap hari tugas piket ini diisi oleh 9 praktikan, dan ada satu hari yang di isi oleh tujuh orang praktikan. Walaupun jumlah praktikan tergolong cukup banyak, namun tetap saja ada praktikan yang tidak dapat memenuhi atau menjalankan tugas piketnya sesuai jadwal, dengan alasan ada jadwal mengajar atau keperluan lainnya, padahal tugas piket ini membutuhkan tanggung jawab dari setiap orangnya sehingga jika ada praktikan yang tidak dapat bertugas piket. Maka akan sangat berpengaruh karena tugas piket sehari-harinya cukup membutuhkan tanggung jawab dari setiap orangnya.

I. Proses Bimbingan
1. Bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PPL
Masalah yang dihadapi berhubungan dengan proses pembelajaran :
• Persiapan mengajar yaitu persiapan membuat silabus dan rencana proses pembelajaran,
• Proses pembelajaran yaitu penggunaan metode yang tepat dalam mengajar dan penguasaan kelas.
• Proses evaluasi yaitu tes yang diberikan kepada siswa, baik untuk ulangan harian maupun ujian akhir semester.
2. Bimbingan dengan Dosen Tetap PPL
Permasalahan yang dihadapi yaitu penyusunan silabus, rencana proses pembelajaran dan proses penampilan.


BAB III
UPAYA PENANGGULANAGAN MASALAH KEPENDIDIKAN

A. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum
1. Mengenai masalah Perbedaan format Kami antara sekolah dengan pihak UPI dapat diantisipasi dengan memadukan kebaikan keduanya.
2. Kami menyesuaikan metode belajar, yaitu antara karakteristik siswa dengan materi yang akan diajarkan. Pada umumnya Kami menggunakan metode ceramah sebagai alternatif untuk mengantarkan pembelajaran pada pokok bahasan, metode diskusi untuk pokok bahasan yang bersifat pengetahuan sebagai contoh pokok bahasan tentang bentuk-bentuk pasar, metode problem solving untuk pokok bahasan yang bersifat dilematis atau studi kasus, contoh pokok bahasan peran pemernintah dalam menentukan harga.
3. Agar kelas dapat dikelola dengan baik, maka Kami menggunakan metode yang tepat dengan karakteristik siswa dan pokok bahasan, selain itu agar pembelajaran lebih menarik lagi Kami menjadikan pembelajaran itu lebih menantang dengan memadukan pokok bahasan dengan pengetahuan siswa yang diperoleh dari lingkungan keluarga, pengalaman, lingkungan masyarakat dan sebagainya. Dengan memadukan berbagai potensi tersebut proses pembelajaran berjalan dengan baik
4. Kurikulum yang berganti-ganti terus wlaupun belum tuntas merupakan masalah tersendiri bagi Kami. Hal ini berdampak pada materi ajar yang berbeda-beda antara buku satu dengan buku lainnya. Alternatif yang dipakai yaitu menyatukan materi dari berbagai sumber yang berbeda untuk mendapatkan keutuhan psoses pembelajaran. Hal ini sedikit berbeda dengan siswa itu sendiri, mereka terbatas pada buku pegangannya yang isinya memiliki perbedaan dengan materi yang seharusnya diajarkan.

B. Pembinaan Kesiswaan
Sebagai solusi permasalahan pembinaan terhadap siswa, para PLP berusaha mengoptimalkan interaksi dengan siswa baik didalam kelas, maupun diluar kelas. Pembinaan kesiswaanpun tidak hanya dilakukan ketika jam mengajar, beberapa PLP diantaranya berusaha meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan khusus kepadasiswa-siswa yang bermasalah dalam kelas maupun luar kelas. Keterbatasan waktu para PLP disekolah untuk memberikan pembinaan disiasati dengan menggunakan media teknologi handphone maupun internet untuk tetap mengetahui perkembangan diri siswa, maupun konsultasi.

C. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
Agar dapat membina siswa secara intensif dan fokus, maka para PLP mengusahakan dalam satu minggu sekali mengikuti kegiatan kurikuler kesiswaan. Hari sabtu adalah hari semua para PLP ikut terlibat aktif dalam kegiatan kurikuler. Hari sabtu merupakan hari khusus untuk kurikuler tidak hanya bagi siswa tapi juga para PLP. Untuk mengatasi halangan yang kadang-kadang membuat seorang PLP tidak dapat mengikuti kegiatan ekskul, maka harus memberikan informasi kepada teman PLP lainnya sehingga siswa tidak terlantarkan.

D. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa
Seperti yang diungkapkan diatas kerjasana dan hubungan dengan oragtua siswa tidak mengalami kendala yang berarti. Para prktikan turut membantu sekolah dalam:
1. Menanmpung saran-saran dan pendapat masyarakat untuk memajukan sekolah jika ada
2. Memberikan informasi kepada Orangtua mengenai perkembangan peserta didik dan sekolah
3. Membantu mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan usaha dan kegiatan pengabdian pada masyarakat.

E. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran
Seperti yang diungkapkan diatas, permasalahan mengenai pengelolaan fasilitas sekolah tidak mengalami kendala yang berarti. Kami para PLP senantiasa berusaha untuk bertanggungjawab terdap penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana sekolah dengan cara memelihara, tidak merusak ataupun mengacaukannya. Setiap penggunaan fasilitas kami selalu membersihkan dan merapihkannya kembali.adpun jika kami tidak tahu cara menggunakan fasilitas tersebut, maka kami meminta bantuan kepada petugas dari sekolah.



F. Pengelolaan Kesejahteraan Civitas Akademika
Untuk mensisasati ruangan yang terbatas, maka kami menggunakan tempat-tempat yang kosong meskiun tidak strategis, diantaranya para PLP ada yang menyebar ke perpustakaan, di depan labolatorium komputer ataupun didepan ruang piket. Selain itu beberapa jurusan diantaranya Olah Raga dan BK stand by di ruangan masing-masing yang telah disediakan.

G. Masalah Piket
1. Berdasarkan pembagian jumlah praktikan dan jumlah hari efektif piket, setiap harinya petugas piket itu sebanyak 7 sampai 9 orang. Tapi praktikan yang benar-benar bisa melaksanakan tugas piket hanya sekitar 4-5 orang, sebagiannya ada jadwal mengajar sehingga piket terabaikan. Untuk mengantisipasi permasalahan ini, petugas piket yang terbatas (tiga orang) disebar ke tempat-tempat piket yang paling membutuhkan petugas. Penyebaran ini bisa dua orang petugas di piket KBM plus penjaga gerbang, dua orang petugas di BP satu orang lagi di perpustakaan.
2. Tidak dapat dipungkiri ada sebagian kegiatan (hal) dari para petugas piket yang memaksa mereka meninggalkan kewajibannya. Kegiatan itu seperti tugas mengajar, bimbingan skripsi, kepentingan keluarga, sakit dan sebagainya. Hal ini harus mendapatkan perhatian dan maklum dari semua, hal ini dapat diantisipasi dengan menempatkan sebagian guru praktikan yang tidak memiliki jadwal piket tetapi mereka memiliki waktu luang. Mereka dapat mengisi tempat piket yang membutuhkan petugas tambahan, hal ini dapat membantu jalannya pelaksanaan piket praktikan PPL yang lainnya.
3. Praktikan PLP olah raga memang memiliki jadwal yang padat, hampir setiap hari mereka memiliki jadwal mengajar, sehingga tugas piket membutuhkan waktu khusus. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengintensifkan satu hari untuk piket olah raga dijadwal kosong mereka. Praktikan olah raga memiiki jadwal hari Jumat, namun apabila mereka ada halangan karena harus membimbing ujian prktek atau ada kejuaraan, maka hal ini disiasati dengan meminta bantuan PLP dari jurusan lainnya untuk menggantikan tugas mereka sehingga, piket tidak terabaikan.


H. Proses Bimbingan
Karena para siswa SMA Negeri 7 memiliki kemampuan dan tingkat intelegensi yang cukup bagus, maka Kami tidak kesulitan dalam memilih metode yang tepat, Kami hanya membimbing dan mengarahkan proses pembelajaran. Pada umumnya metode yang dipilih yaitu metode ceramah, pemberian tugas, diskuksi, problem solving, Head Nombering Together, dan metode simulasi. Berdasarkan kesepakatan antara Kami dengan Dosen LB PPL maka evaluasi yang dipilih yaitu tes tetulis berupa ulangan harian yang dilaksanakan setiap pokok bahasan telah selesai dilaksanakan dan Ujian Akhir Semester untuk mengevalusai secara keseluruhan proses pembelajaran selama satu semester.
Bimbingan dengan Dosen Tetap PPL Alternatif yang ditempuh: Berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dengan pihak UPI maka disepakati proses pembuatan silabus dan rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, walaupun pada intinya sekolah memberikan kebebasan kepada Kami untuk membuat inovasi baru pada silabus, rencana pembelajaran dan penmapilan di kelas supaya lebih tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
SMA Negeri 7 merupakan sekolah yang memiliki berbagai kelebihan. Selain SMA ini senantiasa memiliki prestasi akademik, juga banyak prestasi non akademik yang diterima oleh sekolah ini. SMA Negeri 7 juga memiliki sarana dan fasilitas yang cukup memadai dalam proses pembelajaran. Para siswanya memiliki intelegensi yang tinggi, para pengajar (khususnya Kami) tinggal mengarahkan proses pembelajaran, mereka akan mudah mencerna. Namun, ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh kami (para PLP) yaitu hal-hal yang berhubungan dengan penguasaan kelas, memotivasi siswa, dan menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
Adapun hal-hal yang dapat kami ambil setelah melakukan praktik PLP ini yaitu untuk menjadi seorang pendidik (guru) tidaklah semudah seperti apa yang kita bayangkan, guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik. Tanggung jawab terberat seorang guru yaitu bagaimana memanusiakan manusia, dimana guru tersebut tidak hanya menyampaikan materi semata tetapi mentransformasi hal-hal yang berhubungan dengan moral, etika, norma, budaya, dan nilai-nilai lainya sehingga tujuan akhirnya menjadikan para siswanya menjadi warga negera yang baik (manusia Indonesia seutuhnya).
Siswa SMA Negeri 7 Bandung yang memiliki kualits tinggi mendorong dan memotivasi kami untuk terus belajar. Praktik PLP ini semoga mejadi bekal bagi Kami untuk melanjutkan perjuangan menjadi seorang pendidik yang akan mengantarkan para siswanya menjadi individu-individu yang berguna khususnya bagi dirinya sendiri dan umumnya untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Saran
MA Negeri 7 merupakan sekolah yang memiliki kualitas baik hal ini dengan nilai kareditas sekolah ini yang dapat mencapai “A”, untuk meningkatkan dan menambah suasana dan wahana baru dalam pembelajaran alangkah baiknya dapat menambah jurusan parktikan P LP untuk tahun kedepannya. Praktikan PLP tahun 2009/2010 hanya sepuluh jurusan saja yaitu Pendidikan Sejarah, PKN, Olah Raga, Bahasa Sunda, Bahasa Jepang, Bahasa Jeman, Kimia, Fisika, Geografi dan BK. Jurusan tersebut dapat ditambah untuk memberikan iklim baru bagi proses pembelajaran di SMA Negeri 7, sehingga prestasi terbaik tahun ini dapat dipertahankan dan menjadi lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya. Tentu saja inipun harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana sekolah juga pengoptimalan fasilitas sekolah.


























DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasan, Rusman. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Idris, Jahara. 1991. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syamsudin, Abin. 1990. Psikologi Pensisikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Suparno, S, Anah dkk. 1993. Program Pengalamann Lapangan (PPL). Jakarta : Depdikbud Dirjen PT PPTK.
Usman, Uzer Moh. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
UPT PPL UPI. 2004. Panduan Praktek Kependidikan (PPK). Tahun 2003. Bandung : UPT PPL UPI.















Lampiran










Sarana Ibadah


Sarana Olahraga

Internet



Laboratorium Komputer

Minggu, 18 April 2010

Sabtu, 17 April 2010

Soal Soal Geografi kelas 2

Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C, D, atau E untuk jawaban paling tepat!

1. Sumberdaya alam yang dapat menghasilkan tenaga dan energi adalah…
A. Batubara
B. Timah
C. Tembaga
D. Besi
E. Emas

2. Menurut UU No.11 tahun 1967 tentang pertambangan bahan galian, kapur yang berada di sekitar gunung Masigit termasuk ke dalam…
A. Golongan D
B. Golongan B
C. Golongan C
D. Golongan A
E. Golongan f

3. Di bawah ini yang bukan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dipasarkan di Indonesia adalah…
A. Avgas
B. Pelumas
C. Minyak tanah
D. Minyak diesel
E. Avtur

4. Di bawah ini yang merupakan jenis mineral organik adalah…
A. Timah
B. Nikel
C. Tembaga
D. Minyak bumi
E. Belerang

5. Di bawah ini yang termasuk mineral bijih besi logam, kecuali
A. Biji Besi
B. Batubara
C. Emas
D. Biji Tembaga
E. Minyak bumi




6. Suatu system pertanian dengan cara menebang hutan, kemudian menanami, setelah tanahnya tidak subur ditinggalkan adalah…
A. Tegalan
B. Hotikultura
C. Huma
D. Sawah

7. Wilayah penghasil timah di Indonesia adalah…
A. Singkep & Belitung
B. Plaju & Cepu
C. Bangka & Padalarang
D. Balikpapan & Bontang
E. Banten

8. Segala makhluk hidup di permukaan bumi yang terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan adalah lingkungan…
A. Biotik
B. Abiotik
C. Fisis
D. Sosial
E. Manusia

9. Enceng gondok yang semula merupakan tanaman hias di kolam, ternyata berkembang sangat pesat, sehingga akhirnya merupakam salah satu jenis…
A. Pencemara sungai
B. pencemaran danau
C. Pencemaran air tawar
D. Pencemara air payau
E. Pencemaran udara

10. Berikut adalah factor-faktor penyebab kerusakan sumberdaya alam, kecuali...
A. Pencemaran
B. Gempa bumi
C. Reboisasi
D. Banjir
E. Tsunami





11. Bangunan rumahh di daerah pegunungan tinggi dibuat dengan sedikit lubang atau ventilasi, hal ini bertujuan…
A. Agar suhu ruangan relatif hangat
B. Agar tidak terlihat dari luar
C. Untuk menjaga diri dari binatang buas
D. Untuk mengurangi penguapan



12. Salah satu bencana yang berkaitan dengan tektonisme adalah…
A. Banjir
B. Gempa bumi
C. Tanah longsor
D. Angin topan
E. Global warming

13. Ilmu yang mempelajari feomena iklim adalah…
A. Geogafi
B. Geologi
C. Klimatologi
D. Oceanografi
E. Hidrologi

14. Faktor penyebab kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia adalah…
A. Erosi
B. Reboisasi
C. Sengkedan
D. Perladangan berpindah
E. Konservasi

15. Penyebab utama kerusakan lingkungan di kota adalah karena…
A. Jumlah penduduk yang padat
B. Luas wilayah
C. Kemacetan lalu lintas
D. Pembuangan limbah
E. Wilayahnya sempit

16. BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxigen Demand) merupakan paremeter pencemaran air oleh…
A. Limbah domestic
B. Limbah industry
C. Bahan organik
D. Detergen
E. Bahan Kimia

17. Tanah gambut dapat dimanfaakan untuk usaha pertanian dengan cara pemberian bahan lain, yaitu…
A. Kapur
B. Sulfur
C. Air
D. Pasir
E. Batuan
18. Ilmu yang mempelajari tantang dunia tumbuhan dinamakan…
A. Biologi
B. Geografi
C. Ekologi
D. Botani
E. Ekosistem

19. Makhluk hidup mengembangkan keturnan untuk melangsungkan jenisnya, yang disebut…
A. Suksesi
B. Adaptasi
C. Reproduksi
D. Homosintesis

20. Dalam kaitannya dgn kualitas air Keputusan Mentri KLH No.20/1990 telah menetapkan mutu air. Air yang sebagi bahan baku untuk diolah sebagi air minum & kaperluan rumah tangga masuk ke dalam …
A. Golongan A
B. Golongan C
C. Golonngan B
D. Golongan D
E. Golongan F






21. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional mewajidkan agar semua sumberdaya alam dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Landasan itu berbunyi sebagai berikut “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Landasan konstitusional tersebut adalah pasal…
A. Pasal 30
B. Pasal 31
C. Pasal 32
D. Pasal 33
E. Pasal 44


22. Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusia serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya disebut sebagai lingkungan…
A. Biotik
B. Abiotik
C. Hidup
D. Alam
E. Manusia

23. hasil pengelolaan sumber daya alam di pergunakan sebaik-baiknya untuk tujuan….
a. Membangun Negara yang kuat.
b. Kemakmuran masyarakat.
c. Mencegah bahaya erosi.
d. Mencegah penggundulan hutan.
e. Ketahanan masyarakat.

24. Faktor lingkungan yang tidak menyebabkan banjir, yaitu…
a. Penggundulan hutan.
b. Pembuangan sampah disembarang tempat.
c. Rusaknya tanggul-tanggul sungai.
d. Sungai dangkal dan aliran sungai berbelok-belok.
e. Reboisasi dan penghijauan.


25. Pengelolaan Sumber Daya Alam dapat dilakukan dengan beberapa prinsip ....
A. Berkelanjutan, berwawasan lingkungan, ekonomis
B. Berwawasan lingkungan, efisiensi, berkelanjutan
C. Ekoefisiensi, berkelanjutan, pembangunan lingkungan
D. Ekoefisiensi, berkelanjutan, berwawasan lingkungan
E. Berkelanjutan, berdasarkan lingkungan, ekonomis

26. Belerang merupakan sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan baku ....
A. Obat-obatan
B. Minuman
C. Makanan
D. Tekstil
E. Kimia

27. Berdasarkan wujudnya sumber daya alam digolongkan menjadi sumber daya alam…
A. Padat, cair, dan gas
B. Padat, cair, dan mineral
C. Padat, cair, dan energi
D. Cair, gas, dan mineral logam
E. Cair, gas, dan energy

28. Sumber daya di bawah ini yang termasuk sumber daya alam unrenewable adalah …
A. Kelapa
B. Peternakan kambing
C. Perkebunan tembakau
D. Perikanan tambak
E. Minyak bumi


29. Kayu jati terutama dihasilkan di …
A. Pulau Sumatra
B. Pulau Kalimantan
C. Provinsi Sulawesi Utara
D. Daerah Pegunungan Kendeng
E. Pulau Irian Jaya



30. Di bawah ini termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, kecuali …
A. Peternakan lembu
B. Perkebunan teh
C. Batubara
D. Hortikultura
E. Rotan

31. Berikut adalah inti dari bentuk pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, yaitu ....
A. pembuatan undang-undang mengenai lingkungan hidup
B. sumber daya alam dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama
C. pengambilan sumber daya alam secara besar-besaran
D. pengeksploitasian SDA tanpa dibarengi upaya konservasi
E. Eksploitasi SDA sesuai dengan jaminan materi pemesanan


32. Di bawah ini adalah bagian dari Sumber Daya, kecuali ....
A. Sumber Daya Manusia
B. Sumber Daya Budaya
C. Sumber Daya Alam Unrenewable
D. Sumber Daya Biotik
F. Sumber Daya Alam

33. Pembuatan biogas dari kotoran sapi yang dilakukan di daerah Pangalengan disebabkan adanya pencemaran di situ Ci leunca, hal ini merupakan salah satu contoh dari pengelolaan SDA berdasarkan prinsip …
A. Prinsip berwawasan lingkungan
B. Prinsip berkelanjutan
C. Prinsip Ekoefisiensi
D. Semua prinsip pengelolaan SDA dalam kegiatan tersebut
E. Prinsip Ekonomis

34. Prinsip pengelolaan lingkungan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya alam dalam memberbaiki ketersediaanya di sebut…
a. konservasi
b. pengelolaan sumber daya alam
c. pengelolaan air
d. system pengelolaan informal
e. kerusakan sumber daya alam

35. Peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena adanya undur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu disebut.
a. Pencemaran.
b. Gunung meletus.
c. Gempa bumi.
d. Kerusakan alam.
e. Reboisasi.

36. Sumber daya alam akan bernilai ekonomis apabila…..
a. dieksploitasi secara besar-besaran
b. cukup dieksplorasi saja
c. dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan saat ini
d. dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa mendatang
e. dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia

37. hasil pengelolaan sumber daya alam di pergunakan sebaik-baiknya untuk tujuan….
a. Membangun Negara yang kuat.
b. Kemakmuran masyarakat.
c. Mencegah bahaya erosi.
d. Mencegah penggundulan hutan.
e. Ketahanan masyarakat.

38. Faktor lingkungan yang tidak menyebabkan banjir, yaitu…
a. Penggundulan hutan.
b. Pembuangan sampah disembarang tempat.
c. Rusaknya tanggul-tanggul sungai.
d. Sungai dangkal dan aliran sungai berbelok-belok.
e. Reboisasi dan penghijauan.



39. Untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah di daerah miring perlu dibuat…
a. Terasering
b. Contour plowing
c. Reboisasi
d. Pengelolaan tanah dan pemupukan
e. Rehabilitasi
40. Pembangunan yang bertujuan pada terwujudnya berkelanjutan sumber daya alam dilaksanakan untuk mendukung….
a. Kondisi alam.
b. Siklus morfologi.
c. Kelestarian ekosistem.
d. Sumber tenaga alam.
e. Terciptanya tenaga kerja.

41. Sumber daya alam tenaga dan energi adalah …..
a. batu bara
b. nikel
c. alumunium
d. timah
e. tembaga

42. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah …..
a. batu bara
b. hutan
c. fauna
d. flora
e. manusia
43. Kegunaan utama belerang untuk industri …..
a. kaolin
b. obat-obatan
c. tekstil
d. rumah tangga
e. makanan
44. Tanaman khusus yang terdapat di mangrove adalah …..
a. jelitung
b. pakis
c. tembakau
d. bakau
e. jati

45. Berikut yang tidak termasuk barang tambang golongan A adalah …..
a. batu bara
b. nikel
c. besi
d. mangan
e. asbes

46. Proses pembentukan batu bara dapat melalui …..
a. biokimia dan metamorfosis
b. biokimia dan humufikasi
c. humufikasi dan biokimia
d. slope mine
e. surface mine

47. Potensi alam yang dapat dikembangkan untuk produksi disebut…..
a. Sumber daya
b. Sumber daya alam
c. Sumber produksi
d. Sumber devisa
e. Sumber daya buatan
48. Sumber daya alam yang persediaannya dapat dikembalikan seperti semula dikenal…..
a. Unrenewable recources
b. Reneweable recources
c. Reneweable product
d. Product resources
e. Unrenewable product
49. Potensi sumber daya alam Indonesia dipengaruhi oleh letak wilayahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh iklim …..
a. kutub
b. sub tropis
c. kering
d. tropis
e. taiga

50. Secara umum ketersediaan sumber daya alam adalah…..
a. beragam
b. beragam lapisan batuan
c. beragam penyebaran merata
d. beragam penyebaran tidak merata
e. beragam sesuai kebutuhan hidup

Selasa, 08 Desember 2009

proposal skripsi

Judul
USAHA BUDIDAYA JAMUR MERANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN PEMBUDIDAYA JAMUR MERANG DESA CIREJAG KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG JAWABARAT
A. Latar Belakang Masalah

Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan (sugiyono, 2008:52).
Jamur merang yang saya ketahui yang berada di Indonesia yaitu Karawang , subang dan jojgjakarta. Indonesia sangat strategis dengan kondisis alamnya untuk budidaya. Kabupaten karawang dengan luas lahan sawah beririgasi 93.00 ha, maka selama 2 musim tanam padi mempunyai potensi menghasilkan limbah jerami kering sebanyak 930.000 ton. Saat ini jerami tersebut baru termanfaatkasn hanya sebesar 2,71 % saja. Sehingga masih berlimpah apabila dimanfaatkan sebagai media untuk pengembangan budidaya jamur merang. Di samping itu, sumber daya manusia/petani sebagai pelaksana budi daya jamur merang di kabupaten karawang cukup potensial, karena di daerah ini di beberapa kecamatan dikenal sebagai kawasan sentra produksi jamur merang.
Salah satu sentra budidaya jamur merang yang ada di kabupaten karawang adalah kecamatan jatisari. Masyarakat yang ada di daerah tersebut cukup gemar dalam membudidayakan jamur merang, dalam hal ini jamur merang bukan karena enak rasanya. Tapi, dalam masa panen selama kurang lebih satu bulan. Jamur merang pada tahun 2006 harga jamur merang 1 kg adalah 8000. Dan setiap hari jamur merang bisa di panen selama kurang lebih satu bulan. Setiap hari satu rumah jamur merang atau biasa yang disebut kumbung bisa menghasilkan 80 kg jamur merang dalam satu hari panen dan seterusnya selama kuirang lebih satu bulan
kabupaten karawang sebagai lumbung padi jawa barat bahkan nasional salah satunya telah memberikan suatu gambaran nyata bahwa karawang merupakan daerah dengan potensi lahan pertanian yang luas dan subur. Dari luas wilayah kabupaten karawang sebesar 175.327 km2 , terdapat lahan pertanian seluas 130. 774 dan sekitar 71, 55% merupakan areal lahan tekhnis. Luas lahan sawah tersebut secara rata-rata menghasilkan.
Karawang sebagai lumbung padi nasional tampaknya bakal terus melekat. dari luas wilayah Kabupaten Karawang yang mencapai 175.327 hektar, sebagian besar masih berupa areal pesawahan. Selain itu, pemerintah pusat hingga sekarang masih mengandalkan Karawang sebagai pemasok kebutuhan pangan nasional. Sebagian besar, para petani yang ada di kecamatan jatisari kabupaten Karawang bergantung kepada usahatani. Seperti halnya di beberapa desa sekitarnya, Dalam budidaya jamur ini, mereka memanfaatkan limbah tanaman padi, yaitu jerami (merang), sebagai media penumbuhan jamur. Walaupun berdasarkan hasil perhitungan analisis usahatani usaha jamur merang ini cukup menguntungkan, namun belum banyak masyarakat yang mengusahakannya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (sugiyono, 2008:55).
Rumusan masalah dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyangkut:
1. Faktor apa saja yang mendukung usaha budidaya jamur merang dikecamatan jatisari?
2. Bagaimanakah pengaruh jumlah kumbung jamur merang terhadap pendapatan ekonomi pembudidaya jamur merang di kecamatan jatisari?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi pembudidaya jamur merang di kecamatan jatisari?
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dapat disebut juga sebagai Definisi Istilah menurut Komarudin dalam Latief, S. (1994 : 13). Menurutnya setiap peneliti sebaiknya menetapkan terlebih dahulu istilah-istilah yang akan dipakai dalam tulisannya. Karena pembaca karangannya (proposal penelitian atau skripsi) tersebut perlu memahami betul istilah-istilah tersebut. Untuk memperjelas maksud judul diatas maka perlu mengemukakan penjelasan beberapa istilah dari judul tersebut adalah :

1. Budidaya adalah kegiatan ekonomi dari kelompok sasaran yang terkait dengan usaha menghasilkan produk primer(segar) dari tanaman pangan, peternakan, dan pertanian.
2. Jamur merang merupakan tanaman yang tidak berklorofil.Hidupnya bersifat saprofit, yaitu hidup dari sisa tumbuhan yang sudah mati.
3. Pengaruh yang dimaksud adalah berbagai faktor yang ditimbulkan oleh usaha budidaya jamur merang , terhadap kehidupan masyarakat pembudidaya jamur merang di kecamatan Cilamaya.
4. Kehidupan masyarakat adalah keadaan hidup semua orang yang hidupnya tergantung pada usaha budidaya jamur merang. Parameter kehidupan masyarakat yaitu: pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan kondisi tempat tinggal.

D. Tujuan
Dalam definisi masalah terdapat tujuan yang hendak dicapai untuk memutuskan kesimpulan secara relevan. Akan tetapi perlu diingat bahwa tujuan peneltian itu sendiri harus lah relevan dengan masalah yang ada. Hal ini sesuai dengan definisi dari tujuan penelitian itu sendiri menurut Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi Edisi 4, PPS-UNHAS 2005, bahwa tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh peneliti [dengan penelitiannya]….berupa keinginan realistis ….. Harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini terutama ditujukan untuk :
1. Memperoleh gambaran tentang factor-faktor yang mendukung usaha budidaya jamur merang di kecamatan jatisari kabupaten karawang.
2. Memperoleh gambaran tentang pengaruh jumlah kumbung terhadap pendapatanekonomi pembudidaya jamur merang di kecamatan jatisari.
3. Mendapatkan gambaran obyektif tentang pengaruh usaha budidaya jamur merang terhadap kehidupan masyarakat pembudidaya jamur merang di kecamatan jatisari.

E. Manfaat
Manfaat Penelitian merupakan pernyataan yang berisi kegunaan dari penulisan karya ilmiah, baik untuk suatu objek penelitian itu sendiri maupun untuk pihak-pihak lain yang merasa bahwa penelitian yang dilakukan itu berguna bagi pihak tersebut. Dari judul “Usaha Budidaya Jamur merang dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang Jawa Barat“ diharapkan memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut :
Penelitian ini di adakan sebagai bahan pertimbangan bagi para instansi untuk memanfaatkan Limbah jerami secara bijak dan arif supaya tidak menjadi berguna bagi para petani. Memberikan pengetahuan baik itu untuk diri sendiri pada khususnya masyarakat secara umum dan ilmu pengetahuan secara luas.

F. Landasan teoritis
Pengertian dari landasan teori atau tinjauan teoritis menurut Epon (2008) adalah acuan atau dasar teori yang mengangkat penelitian kita serta berfungsi untuk menguatkan penelitian secara ilmiah dan pada akhirnya akan merumuskan hipotesis. Sedangkan teori itu sendiri adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger : 1978).

1. Pengertian Jamur
Jamur adalah hasil limbah dari panen yaitu yang dinamakan jerami. Jerami kemudian diproses untuk dijadikan yang bermanfaat. jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38°C dengan suhu optimum pada 35°C. Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.

2. Jenis-jenis jamur
Jamur merang
Jamur merang termasuk tanaman tidak berklorofil (zat hijau daun). Hidupnya bersifat saprofit, yaitu hidup dari sisa tumbuhan yang telah mati. Jamur merang termasuk tanaman berumur pendek (dapat dipanen cepat). Jamur merang tersusun dari benang yang halus yang biasanya disebut dengan hifa. Hifa ini akan bergabung dengan menjadi satu dan membentuk gumpalan kecilyang disebut misselium. Miselium akan tumbuh membesar menjadi tubuh buah.
Pembentukan tubuh buah jamur merang dimulai dari stadium kepala jamur, kancing kecil , kancing, telur, perpanjangan dan dewasa. Jamur merang dapat tumbuh pada suhu 28-320C. kelembaban udaranya 60-80% dan derajat keasaman media tanam optimum 4,5-7.
Tubuh jamur merang muda berbentuk seperti telur, berwarna putih kecoklatan sampai warna hitam. Tubuh jamur ini dilapisi selaput yang dinamakan selubung atau dikenal sebagai kulit jamur. Ketika mulai tua, tudung akan mulai mengembang membentuk cawan. Diameter tudung jamur bisa mencapai 6,8 cm dengan warna putih keabu-abuan. Sementara itu, bilah-bilah dibawah tudungmula-mula berwarna putih, kemudian berwarna merah muda seiring dengan pematangan spora. Jamur yang dikonsumsi. Jamur yang dikonsimsi umumnya jamur yang muda, yakni sebelum tudungnya berkembang.
Jamur merang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 gram bahan segar terkandung air 93,3%, karbohidrat 2,68%, lemak 0,3%, protein 1,8%, abu 1,2%, kalsium 30 mg, fosfor 37 mg, zat besi 0,9 mg, vitamin B 0,03 mg, vitamin B12 0,01% mg, niasin 1,7% mg, vitamin C 1,7 mg, kalori 24 mg, dan asam amino 37,4 mg.
Jamur tiram
Jamur tiram disebut juga dengan oyster mushroom. Bentuk tudungnya menyerupai cangkang kerang atau tiram dengan bagian tepi agak bergelombang. Letak tangkai tudungnya tidak tepat di tengah, tetapi agak kesamping. Warna jmur tiram beragam, tergantung dari jenisnya.
1. jamur tiram putih , berwarna putih susu hingga putih kekuningan. Diameter tudungnya 3-14 cm.
2. jamur tiram abu-abu, berwarna abu-abu kecoklatan hingga kuning kehitaman. Diameter tudungnya 6-14 cm.
3. jamur tiram coklat, berwarna putih atau sedikit keabuan hingga abu-abu kecoklatan. Diameter tudungnya 5-12 cm.
4. jamur tiram pink, berwarna kemerahan.
Jamur tiram dengan mudah kita temukan dipasaran, baik pasar tradisional maupun supermarket. Biasanya dijual dalam keadaan segar, tetapi adajuga yang dijual dalam kemasan kaleng.

Jamur lingzhi
Jamur lingzhi atau jamur genoderma, oleh para herbalis cina sering disebut dengan chi zhi atau chib ling zhi. Orang jepang menyebutnya reisi atau ree she. Dijawa barat, jamur ini lebih dikenal dengan supa sinduk. Hal itu karena jamur ini memilikitangkai yang panjang dan berwarna hitam mengilap sehingga bentuknya menyerupai sendok.
berbeda dengan jenis jamur lain, jamur lingzhi hanya digunakan bahan baku obat. Di negeri cina, khasiat jamur lingzhi sudah diketahui sejak 2000 tahun silam. Jamur lingzhi digunakan untuk mengatasi berbagai jenis penyakit diantaranya diabetes mellitus, kanker, gangguan pada ginjal, ganguan pada jantung, gangguan pada saraf, dan tekanan darah tinggi.
Jamur yangpanjangnya bisa mencapai puluhan sentimeter ini mudah dijumpai dibatang pohon dan tonggak-tonggak bambu. Di pasaran, jamur ini dijual dalam bentuk ekstrak berupa serbuk, tablet, dan kapsul. Taiwan, jepang, RRC, dan Malaysia merupakan beberapa Negara di Asia yang telah mengeksrtak jamur ini dengan skala besar.
Jamur maitake
Di amerika serikat, jamur jenis ini lebih dikenal dengan nama hens of the wood atau sang ayam betina dari kayu. Sebutan ini muncul karena bentuknya mirip dengan jengger ayam. Jamur ini juga dikenal dengan sebutan raja jamur karene ukurannya ada yang bisa sebesar bola basket.
Daya tahan jamur maitake rendah. Jika dimasukkan kedalam lemari es, jamur maitake dapat bertahan lama 7-10 hari. Jamur maitake dapat dimasak dengan cara ditumis atau untuk dijadikan bahan makan sup.
Jamur shiitake
Jamur shiitake dikenal juga dengan nama hioko. Jamur shiitake berwarna kecoklatan dengan tudung berdiameter 3-10 cm. bentuknya seperti paying. Dalam keadaan segar jamur ini sedikit kenyal, tetapi setelah kering menjadi liat. Harganya relative mahal, karena selain rasanya enak, jamur shiitake juga berkhasiat mengobati penyakit kanker dan hepatitis B.
Jamur shiitake biasanya dijual dalam keadaan segar dan kering. Dibandingkan dengan maitake, jamur ini lebih tahan lama, bisa bertahan hingga 14 hari berada dalam kantong kertas dan disimpan dalam lemari es.
Jamur kancing
Disebut dengan jamur kancing karena bentuknya memang seperti kancing. Bentuknya bulat dengan tangkai pendek dan gemuk. Ukurannya bervariasi dari sebesar kancing hingga sebesar jumbo.
Dalam keadaan segar, jamur kancing tersa lembut, tetaoi menjadi kenyal jika sudah dimasak. Jamur kancing yang masih yang masih muda memiliki tudung yang masih menguncup, sedangkan yang sudah tua tudungnya membuka. Jamur kancing bisa bertahan selama 5-7 hari didalam lemari es.
Jamur kuping
Bentuk jamur kuping memenag mirip dengan daun telinga atau kuping. Jamurb kuping yang masih segar bertekstur lunak dan lentur. Warna dan ukurannya bervariasi, tergantung pada jenisnya. Jamur kuping hitam berwarna agak kemerahan dan berukuran relative lebar. Jamur kuping putih berwarna putih serta ukurannya lebih kecil dan tipis. Jamur kuping merah didominasi warna merah. Jamur umumnya tumbuh dipermukaan kayu yang berdaun lebar yang sudah lapuk.jamur kuping biasanya dijual dalam bentuk kering, jamur kuping tahan disimpan dalam jangka waktu lama. Jamur kuping yang sudah dikeringkan menjadi sangat mengkerut dan harus direndam didalam air sebelum dimakan. Jamur ini banyak dijual dalam bentuk kering dan sering dibuat sebgai pencuci mulut. Jamur kuping putih tidak memiliki rasa. Teksturnya kenyal seperti jeli dan konon bermanfaat bagi kesehatan.
3. Kandungan Nutrisi Jamur Merang
Jamur merang dapat dikonsumsi setuap hari dengan aman, sehat karena kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah serta kandungan mineral, vitamin dan enzim yang dapat menyehatkan tubuh kita. Jamur tidak menyebabkan kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes (sakit gula), kekurangan butir-butir darah merah dan sebagainya Bahkan bagi orang cina jamur dianggap sebagai “elixir of life”, membuat awet muda. Jamur merang dpat diolah untuk bermacam-macam jenis makanan, karena itu sangat cocok untuk dikembangkan sebagai komoditas makanan sehat.
Kandungan Nutrisi Jamur Merang adalah :
Asam amino esensial
Hasil dari hidrolysis protein jamur diperoleh dari 20 macam asam-asam amino. Diantaranya terdapat 9 macam asam amino essential yaitu lysine, methionin, trythopan, threonin, valin, leucin, isoleucin, histidin dan phenylalanin. Kesembilan asam amino ini diperlukan untuk synthesa protein maupun enzym-enzym yang dibutuhkan oleh manusia.

Lemak
Kandungan lemak pada jamur merang sangat rendah yaitu 7,3 %. Kandungan terbanyak berupa provitamin D2 dan r-ergosterol. Sebagian besar dari lemak yang dikandung berupa asam lemak tak jenuh (asam linoleat), karena itu dapat menguntungkan bagi kesehatan kita.

Vitamin
Jamur merang mengandung vitamin-vitamin terutama : Thiamin (Vit B1), Riboflavin (Vit B2), Niacin, Biotin & Asam Ascorbat (Vit C). dan selain itu provitamin D2 yang dengan bantuan sinar ultraviolet dapat diubah menjadi Vit D. selain itupun ada Asam Folat dalamjamur merang. Asam Folat biasanya terdapat pada sayur-sayuran berhijau daun. Asam Folat perlu untuk tubuh kita & digunakan dalam pembelahan sel-sel butir darah merah.
Mineral
Jamur juga mengandung minera-mineral yang dibutuhkan tubuh kita antara lain unsur-unsur : K, P, Na & Mg yang cukup. Sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh kita untuk tumbuh maupun bermetabolisme.




Tabel Indeks kandungan Nutrisi Berbagai Makanan.

Sumber: S.T. Chang & Miles Edible Mushroom & Their Cultivation

Dengan demikian maka jamur kaya akan protein, karbohidrat dan kandungan lemaknya sangat rendah, mengandung asam-asam amino esential, vitamin dan mineral yang menguntungkan bagi tubuh kita. Terutama jamur merang yang telah terbukti berabad-abad sebagai bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi.
4. Sentra Jamur Merang Di Kabupaten Karawang
Sentra jamur merang di kabupaten karawang, 86% terdapat di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Cikampek, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Cilamaya dan Kecamatan Tempuran.
Kecamatan Cikampek
Kecamatan Cikampek memiliki 20 desa, namun hanya 3 desa yang merupakan sentra potensi jamur merang, yaitu Desa Cengkong, Desa Sukasari dan Desa Tegalsari. Letak geografis ketiga tersebut saling berdekatan dalam satu wilayah, dan merupakan daerah pedalaman yaitu sekitar 5-7 km dari jalan raya Cikampek – Karawang. Untuk melihat produktivitas potensi jamur merang di Kecamatan ini, dapat dilihat dalam tabel.

Jumlah petani di Desa Tegalsari adalah yang terbanyak, namun dengan kepemilikan satu petani memiliki satu kumbung serta produktivitasnya rendah. Sedangkan Desa Cengkong rata-rata satu orang memiliki 2 kumbung dan produktivitasnya paling tinggi.
Kecamatan Jatisari
Kecamatan Jatisari memiliki 18 desa yang menjadi sentra jamur merang. Kecamatan ini merupakan penghasil jamur merang terbesar dibandingkan Kecamatan lainnya. Untuk melihat produktivitas par petani di Kecamatan Jatisari, dapat dilihat dalam tabel berikut.

NO
DESA
KUMBUNG (UNIT)
PETANI JAMUR (ORANG)
PRODUK (TON/TH)
1 Barugbug 27 13 40,5
2 Situdam 76 67 152
3 Balonggandu 39 11 78
4 Cirejag 300 90 750
5 Cikalongsari 18 9 27
6 Jatiragas 19 15 28,5
7 Jatiwangi 4 2 4
8 Jatibaru 9 8 9
9 Sukamekar 51 24 76,5
10 Cicinde Utara 37 33 62,9
11 Jaya mukti 90 65 135
12 Gempol Kolot 120 92 210
13 Gempol 37 28 59,2
14 Gembongan 22 13 26,4
15 Mekarasih 30 24 60
16 Banyuasih 10 10 15
17 Talunjaya 12 6 24
18 Tanjung 60 60 102
TOTAL 961 UNIT 570 ORANG 1860 TON
Cirejag merupakan penyedia kumbung terbanyak di Kecamatan Jatisari, yaitu sebesar 31% dari jumlah kumbung yang ada di Kecamatan ini. Sedangkan desa yang paling tinggi produktivitasnya adalah desa Cirejag, yang merupakan pemasok terbesar di Kecamtan Jatisari yaitu 41% dari seluruh hasil produktsi Kecamatan Jatisari.

Kecamatan Cilamaya
Kecamatan Cilamaya merupakan kecamatan Kedua penghasil jamur merang terbesar di Kabupaten Karawang. Kecamatan Cilamaya memiliki 24 desa, namun 4 desa lainnya yang berada di tepi pantai tidak memiliki kumbung jamur merang.Data mengenai produktivitas Jamur merang di Kecamatan Cilamya adalah sebagai berikut:

Kecamatan Tempuran
Kecamatan Tempuran secara statistik memang masih merupakan daerah penghasil jamur merang, namun setelah disurvey, ternyata hanya sebagian desa yang memiliki kumbung jamur, itupun dengan produktifitas yang rendah. Hasil survey dapat dilihat dalam tabel berikut:

Rekapitulasi Data Sentra Potensi Jamur Merang di Kabupaten Karawang:
NO KECAMATAN KUMBUNG PETANI JAMUR PRODUKSI
1 Cikampek 135 unit 113 orang 129 ton/th
2 Jatisari 961 unit 570 orang 1860 ton/th
3 Cilamaya 887 unit 640 orang 1367,5 ton/th
4 Tempuran 28 unit 19 orang 40,8 ton/th
Jumlah 2011 unit 1342 orang 3397,3 ton/th
ex)=3% 60 unit 40 orang 3295,4 ton/th
Total awal tahun 2003 1951 unit 1302 orang 3295,4 ton/th




5. Kehidupan
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati.
Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut—tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri—ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui seleksi alam.
Suatu entitas dengan ciri-ciri di atas disebut sebagai organisme hidup, yaitu makhluk hidup. Namun demikian, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua ciri tersebut penting. Contohnya, kemampuan untuk memiliki keturunan dengan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya tidak tercakup dalam definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel dan tidak melakukan metabolisme.
6. Masyarakat
Society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variable akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variable dari dua sampel, misalnya membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai dan penduduk pegunungan terhadap gelombang laut.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha), yaitu sebagai berikut:
a. Pengalaman kerja pembudidaya berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan kerja.
b. Usaha budidaya jamur merang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kehidupan petani jamur merang.
c. Pengalaman kerja pembudidaya berpengaruh signifikan terhadap pendapat ekonomi.
d. Kepemilikan jumlah kumbung berpengaruh signifikan terhadap penghasilan, tingkat pendidikan, kesehatan, dan kondisi rumah.

G. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti harus mampu menetapkan metode yang digunakan sehingga akan memudahkan langkah-langkah penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (1988 : 63) yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu kondisi, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif juga dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan sekarang, seperti yang dikemukakan oleh Surachmad (1985:139) bahwa …”Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang”.
H. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Nursid Sumaatmadja (1988:12) adalah keseluruhan gejala, individu, kasus, dan masalah yang diteliti di daerah penelitian yang dapat dijadikan objek penelitian. Berdasarkan batasan diatas peneliti menggunakan :
Populasi wilayah : . populasi wilayah, yaitu seluruh wilayah kecamatan jatisari kabupaten karawang.
Populasi penduduk : . populasi penduduk yaitu seluruh penduduk diwilayah kecamatan jatisari kabupaten karawang.
Nursid sumaatmadja (1988:112) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi, yang mewakili populasi yang bersangkutan. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kecamatan jatisari. Jadi sampel dalam penelitian ini terdiri atas sampel wilayah dan sampel manusia.
• Sampel wilayah dari penelitian ini adalah kecamatan Jatisari.
• Sampel manusia dari penelitian terdiri atas:
- Penduduk
Penarikan penduduk dilakukan pada penduduk yang berada sekitar lokasi kecamatan jatisari.
I. Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah objek yang akan diteliti
Variabel penelitian juga dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas (independent variable),
2. Variabel terikat (dependent variable)
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004:11) istilah variabel dalam penelitian adalah cirri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah. Variabel ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.
• Variabel bebas yaitu variabel yang menunjukkan adanya gejala atau peristiwa, sehingga diketahui intensitas atau pengaruhnya terhadap variabel tersebut.
• Variabel terikat yaitu variabel yang merupakan hasil yang terjadi karena pengaruh variabel bebas.
Dalam penelitian ini variabel bebas dan variabel terikatnya di sajikan pada table dibawah ini.

Variabel Bebas Variabel Terikat


USAHA BUDIDAYA JAMUR MERANG
1. JUMLAH KUMBUNG JAMUR MERANG


KEHIDUPAN MASYARAKAT
1. PENDAPATAN
2. PENDIDIKAN
3. KESEHATAN
4. KONDISI RUMAH






J. Teknik dan Instrumen Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang merupakan titik sentral dari penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data, antara lain :
1. Studi literature dan dokumentasi
a. Studi literature adalah merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui bacaan.
b. Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini diantaranya peta Rupa Bumi Indonesia data monografi Kecamatan.
Studi literature dan dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekender, seperti data iklim, jenis tanah dan penggunaan lahan. Data dapat diperoleh dari dokumen Disbudpar serta data monografi kecamatan Jatisari.
2. Observasi
Observasi, merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan informasi/data dari populasi penelitian baik berupa subjek maupun berupa objek (gejala-gejala, peristiwa dan benda-benda) yang ada kaitannya denga penelitian (Suharto, 1996: 224).
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperolel informasi atau data penelitian (Ibid, 2005). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada pemilik pembudfidaya jamur merang yang

K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian kajian geografi dapat berupa analisis kualitatif ataupun analisis kuantitatif. Menurut Sumaatmadja (1988:14) bahwa kedua metode analisis tersebut dapat digunakan dengan membedakan sifat data yang dikumpulkan. Data yang bersifat monografis dan dalam jumlah yang sedikit, maka dapat digunakan metode analisis kualitatif. Tetapi jika datanya dalam jumlah besar maka dapat menggunakan analisis data statistik matematis dengan angka-angka.
Analisis yang dilakukan peneliti pada proposal yang berjudul “Usaha Budidaya jamur merang dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat kecamatan jatisari kabupaten karawang ” yaitu menggunakan analisis kuantitatif dikarenakan pendeskrifsian datanya terhadap gejala yang timbul dari beberapa variabel penelitian yang jumlahnya besar dan diolah dengan menggunakan data statistik matematis berupa angka-angka.
Setelah data yang diperoleh dilapangan terkumpul, sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka proses selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pemeriksaan data yang terkumpul
b. Pengelompokan data, mengidentifikasi dan mengelompokkan data dan sampel kembali dilakukan untuk mengetahui apakah data dan sampel tersebut memenuhi atau belum dengan pertanyaan penelitian.
2. Tahap Pengolahan
Sedangkan pada tahap pengolahan atau analisis data meliputi dua tahap, yaitu:
a. Analisis Kualitatif
Merupakan dengan maksud mendeskripsikan segala gejala yang terdapat dalam penelitian serta masalah yang akan diteliti (mengolah, menginterpretasi data, informasi verbal) dengan data yang dianalisis adalah masalah-maslah yang bersifat kualitatif tentang seluruh gejala yang ada dalam penelitian.
b. Analisis kuantitatif
Merupakan pendeskrifsian data yang bersifat kuantitatif terhadap gejala yang timbul dari beberapa variabel penelitian yang jumlahnya besar dan diolah dengan menggunakan data statistik matematis berupa angka-angka.